TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH
BIOKIMIA
“BIOSINTESIS
ASAM AMINO”
Oleh :
Muhammad Irsyad
A. G. (E1A015038)
M. Januardi
Rahmatullah (E1A015029)
Triyatmi
Budiarsih (E1A015060)
Valeria Gifridus (E1A015062)
Indrani Nurrizqi ( E1A015018)
PROGRAM STUDI PENDIIDKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah, dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji dan
syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
Makalah ini telah kami susun untuk memenuhi
tugas kuliah Biokimia. Untuk itu kami penyampaikan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini, yaitu Bapak Drs. Lalu Zulkifli, M. Si., Ph.D.,
beserta semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami menerima
segala kritik dan saran pembaca.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah
ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin
Wassalamualaikum Wr.
Wb.
Mataram,
22 Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar …………………………………………………………..
Daftar
Isi …………………………………………………………………..
Daftar
Gambar …………………………………………………………..
Daftar Tabel …………………………………………………………………..
Bab
I : Pendahuluan …………………………………………………………..
A.
Latar Belakang …………………………………………………..
B.
Rumusan Masalah …………………………………………………..
C. Tujuan …………………………………………………………..
Bab
II : Pembahasan …………………………………………………..
A.
Pengertian Asam Amin ………………………………………….
B.
Biosintesis Asam Amino ………………………………………….
C.
Manfaat Biosintesis Asam Amino ………………………………….
Bab III : Penutup …………………………………………………………..
A.
Kesimpulan …………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………..
Daftar
Pustaka …………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 : Struktur umum asam amino ……………………………………...
Gambar 2.2 : Penggolongan asam amino berdasarkan ciri khas
strukturnya………………………..………………………………
Gambar
2.3 : Jalur
metabolisme yang terlibat dalam biosintesis makromolekul……………………………………………….……
Gambar 2.4 : Jalur metabolisme biosintesis
asam - asam amino………………
Gambar 2.5 : Biosintesis alanin …………...…………………………………….
Gambar 2.6 : Biosintesis tirosin………..……………………………………….
Gambar 2.7 : Biosintesis asam amino ornitin……..……………………………
Gambar 2.8 : Biosintesis asam amino serin dan
sistein pada bakteri dan tumbuhan ……………………………………………………………………..
Gambar 2.9 : Biosintesis asam amino serin dan
sistein pada mamalia…………
Gambar 2.10 : Biosintesis asam amino glisin …….….......................................
Gambar 2.11 Biosintesis aspartat menjadi
asparagin dan glutamat menjadi glutamin melibatkan siklus asam sitrat ….....................................
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penggolongan
umum asam amino………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Nitrogen memiliki kontribusi selain dari pada
karbon, hidrogen, dan oksigen dalam sistem kihidupan. Kebanyakan nitrogen
diikat dalam bentuk asam amino dan nukleotida. Jalur biosintesis untuk asam
amino dan nukleotida sangat bersinambung, bukan berarti hanya karna kelas
molekulnya yang sama – sama mengandung nitrogen (yang didapat dari sumber
biologis yang umum) tetapi juga karena kedua jalur biosintesisnya saling
terkait secara intensif. Beberapa jenis asam amino atau bagian dari asam amino
bergabung menjadi struktur purin dan pirimidin, dan di sisi lain cincin purin
bergabung membentuk asam amino histidin (Lehninger, et al. 2013 : 881).
Regulasi sangatlah
krusial bagi biosintesis molekul yang mengandung nitrogen. Hal ini dikarenakan
asam amino tiap nukleotida dibutuhkan dalam jumlah kecil, dan metabolisme asam
amino tidak sebesar metabolisme lemak dan karbohidrat pada jaringan hewan (Voet,
et al. 2011 : 71). Dikarenakan perbedaan asam amino dan nukleotida
harus dalam rasio dan waktu yang tepat untuk sintesis protein dan asam nukleat,
maka jalur biosintesis mereka harus teregulasi secara akurat dan terkoordinir
satu sama lain. Dan karena asam amino serta nukleotida merupakan molekul
bermuatan, regulasinya harus mampu membuat keseimbangan elektromekanikal dalam
sel. Regulasi ini dikontrol oleh
serangkaian enzim yang spesifik.
Jalur biosintesis asam amino dan nukleotida memiliki kaitan dalam
kebutuhannya akan nitrogen. Karena
sifatnya yang larut dalam air, manfaat bilogis dari senyawa nitrogen secara
umum tersebar di alam sekitar, kebanyakan organisme menggunakannya dalam bentuk
ammonia, asam amino, dan nukleotida. Faktanya, asam amino bebas, purin, dan
pirimidin terbentuk selama metabolism protein dan asam nukleat (Wilson & Walker. 2010 : 300) .
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini sebagaimana berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan asam amino dan
biosintesis ?
2.
Bagaimana biosintesis asam – asam amino
terjadi?
3.
Apa manfaat biosintesis asam amino ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang asam
amino dan biosintesisnya serta manfaat dari biosintesis asam amino.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Asam Amino
Setidaknya setiap
fungsi dinamis dalam tubuh bergantung pada protein. Dalam tubuh manusia
terdapat setidaknya 10.000 protein berbeda, masing – masing dengan struktur dan
fungsi yang spesifik (Campbell, et
al. 2013 : 42). Protein merupakan polimer dari asam amino. Protein disusun oleh
20 macam monomer asam amino.
1.
Struktur
Asam Amino
Asam amino adalah
sembarang senyawa organik yng memiliki gugus fungsional karboksilat (-COOH) dan amina (biasanya –NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit : keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C “alfa”).
Semua asam amino memiliki sebuah gugua karboksil, yang menyebabkan molekul ini
disebut asam (Campbell, et al. 2012 :
42). Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena
salah satu fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat penting dalam
organisme.
Gambar 2.1 Struktur umum asam amino
Sumber :
Campbell, et al. 2013 : 42.
2.
Sejarah Asam Amino
Asam amino pertama hanya sedikit ditemukan pada awal abad ke
19. Pada 1806, ahli kimia Prancis yaitu Louis – Nicholas Vauquelin dan Pierre
Jean Robiquet mengisolasi senyawa dalam asparagus yang dinamakan sebagai Asparagin,
asam amino yang pertama ditemukan. Asam amino lain ditemukan pada awal abad 19
yaitu sistin, tepatnya pada tahun 1810. Meskipun monomernya yaitu Sistein
ditemukan selanjutnya yaitu pada tahun 1884. Glisin dan Leusin juga ditemukan
sekitr tahun 1820. Penggunaan istilah “asam amino” digunakan pertama kali pada
tahun 1898 (Campbell, et al. 2014 :
76).
3. Klasifikasi Asam Amino
Asam
amino secara umum dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu asam amino esensial, non
- esensial, dan esensial bersyarat. Asam amino essensial adalah asam
amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus didapat
dari konsumsi makanan. Asam amino non – esensial adalah asam amino yang dapat
diproduksi oleh tubuh, sehingga prioritas konsumsinya lebih rendah. Sedangkan
asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non – esensial yang
dapat diproduksi tubuh namun dalam intensitas rendah, sehingga kebutuhan yang
banyak perlu dibarengi dengan asupan asam amino dari luar.
Tabel 2.1 Penggolongan umum asam
amino.
Sumber
: dokumen pribadi.
Penggolongan lain asam amino juga berdasarkan ciri khas
strukturnya, sebagaimana pada gambar berikut :
Gambar 2.2 Penggolongan asam amino berdasarkan ciri khas
strukturnya.
Sumber : Lodish, et al. 2013 : 63.
B.
Biosintesis
Asam Amino
Biosintesis merupakan produksi molekul
organic dengan menggunakan energy dalam jalur metabolism (Campbell, et al. 2012 : 103).
Biosintesis berguna dalam memproduksi molekul – molekul yang bemanfaat
untuk kehidupan sel dan tubuh.
Gambar 2.3 Jalur metabolisme yang terlibat dalam biosintesis
makromolekul
Sumber
: Campbell, et al. 2012 : 103.
Jalur
metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino
dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino
di hati. Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah
katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea
sebagai proses pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah
sintesis protein dari asam-asam amino.
Gambar 2.4 Jalur metabolik biosintesis asam – asam amino.
Sumber
: Lehninger, et al. 2013 : 891.
Merujuk
pada Lehninger (2013) dalam Principle of Biochemistry Sixth Edition, bahwa tubuh
kita hanya mampu mensintesis asam amino non esensial saja. Biosintesis yang
terjadi pada asam amino non
esensial adalah sebagai berikut:
1.
Biosintesis glutamat dan aspartat
Glutamat dan aspartat disintesis dari
asam α-keto dengan reaksi tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah
enzim glutamat dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase,
AST. Aspartat juga
diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase. Peran penting glutamat
adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk reaksi transaminasi.
Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk siklus urea. (Lihat pembahasan poin 8)
2.
Biosintesis alanin
Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh
berbagai jaringan, tetapi umumnya oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati
mengakumulasi alanin plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan
secara proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke
hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke otot. Proses
ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa
dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor piruvat dan amonia ke
hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan mayoritas nitrogen dieliminir.
Ada 2 jalur utama untuk memproduksi
alanin otot yaitu:
1) Secara langsung
melalui degradasi protein
2) Melalui
transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase, ALT (juga
dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).
Gambar 2.5
Biosintesis Alanin
Sumber : Lehninger,
et al. 2013 : 891
3.
Biosintesis tirosin
Tirosin diproduksi di dalam sel dengan
hidroksilasi fenilalanin. Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk
memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi
kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.
Fenilalanin hidroksilase adalah
campuran fungsi oksigenase: 1 atom oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke
gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat
kofaktor tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh
NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
Gmabar 2.6 Biosintesis asam amino tirosin
Sumber
: Lehninger, et al. 2013 : 898.
4.
Biosintesis ornitin dan prolin
Glutamat adalah prekursor ornitin dan
prolin. Dengan glutamat semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi
satu dari 2 produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino
yang digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan
sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran
penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin
dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin
terbatas.
Penggunaan glutamat semialdehid
tergantung kepada kondisi seluler. Produksi ornitin dari semialdehid melalui
reaksi glutamat-dependen transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat,
ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang
menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi semialdehid.
Semialdehid didaur secara spontan menjadi Δ1pyrroline-5-carboxylate
yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-dependent reductase.
Gambar 2.7 Biosintesis asam amino ornitin
Sumber
: Lehninger, et al. 2013 : 894.
5.
Biosintesis sistein
Sulfur untuk sintesis sistein berasal
dari metionin. Kondensasi dari ATP dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin
adenosiltransfrease menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).
SAM merupakan precursor untuk sejumlah
reaksi transfer metil (misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin).
Akibat dari tranfer metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein.
S-adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin
dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali
menjadi metionin oleh metionin sintase.
Reaksi transmetilasi melibatkan SAM
sangatlah penting, tetapi dalam kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam
transmetilasi adalah sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh
produk dari aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP
hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan
AMP.
Dalam sintesis sistein, homosistein
berkondensasi dengan serin menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim
sistationase. Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase
sistationin diubah menjadi sistein dan α-ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi
terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.
6.
Biosintesis serin
Jalur utama untuk serin dimulai dari
intermediat glikolitik 3-fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah
3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk
transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat
sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin oleh
fosfoserin fosfatase.
Gambar 2.8 Biosintesis asam amino serin dan sistein pada
bakteri dan tumbuhan
Sumber
: Lehninger, et al. 2013 : 895.
Gambar 2.9 Biosintesis asam amino serin dan sistein pada
mamalia
Sumber : Lehninger,
et al. 2013 : 895.
7.
Biosintesis glisin
Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap
reaksi yang dikatalisis oleh serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini
melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari serin untuk kofaktor
tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.
Gambar 2.10 Biosintesis asam amino glisin.
Sumber
: Lehninger, et al. 2013 : 894.
8.
Biosintesis aspartat, asparagin,
glutamat dan glutamin
Glutamat disintesis dengan aminasi
reduktif α-ketoglutarat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang
merupakan reaksi nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi
aminotranferase, yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam
amino lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.
Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+
yang terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung
bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat,
senyawa amida seperti glutamin atau asparagin, atau senyawa yang
kaya akan nitrogen yang disebut ureida, seperti alantoin dan asam
alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar struktur bintil membantu
mentranspor amida atau ureida ini ke xilem, yang selanjutnya akan ditranspor ke
pucuk.
Aspartat dibentuk dalam reaksi
transaminasi yang dikatalisis oleh aspartat transaminase, AST. Reaksi ini
menggunakan analog asam α-keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai
donor amino. Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang dikatalisis
oleh asparaginase.
Asparagin sintetase dan glutamin
sintetase mengkatalisis produksi asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang
sesuai. Glutamin dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia
dan ini merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh
reaksi amidotransferas.
Gambar 2.11 Biosintesis aspartat
menjadi asparagin dan glutamat menjadi glutamin melibatkan siklus asam sitrat
Sumber : Lehninger,
et al. 2013 : 891.
C.
Manfaat Biosintesis Asam Amino
Manfaat dari
biosintesis asam amino tentunya kembali lagi pada manfaat asam amino yang
disintesis. Asam amino tentunya merupakan precursor pembentuk protein dalam
ekspresi gen. Namun fungsinya tidak hanya sebatas itu, tetapi juga mencakup
fungsi – ungsi vital lain yang mandiri. Adapun manfaat asam amino yang
disintesis tubuh yaitu :
- Alanin
Alanin dapat memperkuat membran sel, membantu
metablisme glukosa menjadi energy tubuh.
- Aspartat
Aspartat sangat berguna bagi perubahan karbohidrat
menjadi energy dalam sel. Aspatat juga berfungsi melindungi hati dengan
mengeluarkan ammonia berlebih dalam tubuh. Fungsi lain aspatat yaitu membantu
sel dalam membentuk RNA/DNA.
- Glutamat
Merupakan bahan bakar utama sel -
sel otak bersama glukosa serta menguragi ketergantungn alkoholik dan
menstabilkan mental.
- Glisin
Glisin bermanfaat dalam meningkatkan energy dan
penggunaan oksigen dalam sel. Glisisn juga penting dalam kesehatan persarafan
dan kelenjar prostat, mencegah epilepsy dan depresi.
- Prolin
Prolin berguna sebagai bahan dasar glutamate. Prolin
bersama lisin dan vitamin C membentuk jarngan kolagen.
- Serin
Serin membantu dalam pembentukan lemak pelindung
serabut saraf (myelinsheaths). Serin
juga penting dalam metabolism lemak dan asam lemak, pertumbuhan otot dan system
imun.
- Tirosin
Tirosin dapat memperlambat penuaan dan menekan pusat
lapar pada hipotalamus. Tirosin juga bertanggung jawab atas produksi melanin,
fungsi kelenjar adrenal, tiroid, dan pituitary.
- Ornitin
Ornitin membantu pelepasan hormone pertumbuhan yang
memetabolisir lemak tubuh berlebihan jika digabung bersama arginine dan
karnitin. Ornitin juga berperan dalam detoksifikasi ammonia dan proses
penyembuhannya.
- Sistein
Sistein merupakan bahan dasar gluthation yang
merupakan antioksidan terbaik. Sistein melindungi sel dari zat – zat berbahaya,
dan radiasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asam amino merupakan
molekul yang berperan penting dalam menyokong kehidupan. Asam amino adalah
penyusun dasar polimer protein dalam sel. Oleh karena begitu besarnya peranan
asam amino bagi kehidupan, maka biosintesis asam amino sangatlah penting. Asam
– asam amino non esensial dan bersyarat merupakan asam – asam amino yang dapat
disintesis tubuh, yaitu asam amino alanine, aspartate, glutamate, asparagin,
serin, sistein, glutamin, glisin, prolin, dan tirosin. Asam – asam amino
tersebut disintesis seiring metabolism makromolekul dalam sel. Fungsi utama
asam amino dalam sel adalah menyusun polimer protein dalam ekspresi gen. Adapun
manfaat biosintesis asam amino kembali lagi pada pemanfaatan masing – masing
asam amino yang disintesis.
B.
Saran
Perlu adanya pendalaman
ulasan mengenai biosintesis asam amino esensial.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et al. 2012. Biology Tenth Edition. USA : Benjamin
Cumming.
Campbell, et al. 2013. Biology : Concepts and Connections Seventh
Edition. USA : Benjamin Cumming.
Lehninger, et al. 2013. Principle of Biochemistry Sixth Edition.
USA : W. H. Freeman and Company.
Lodish, et al. 2013. Molecular Cell Biology Seventh Edition.
USA : W. H. Freeman and Company.
Mathews, et al. 2000. Biochemistry Third Edition. Australia :
Addison – Weasley.
Robert, et al. 2003. Biokimia Harper. Jakarta : EGC.
Voet, et al. 2011. Biochemistry Fourth Edition. USA : John Willey and Sons, Inc.
Wilson and Walker. 2010. Principles and Techniques of Biochemistry
and Molecular Biology Seventh Edition. UK : Cambrigde Unversity Press.
terimakasih untuk pelajarnnya bu triyatmi
BalasHapusuntuk gambarnya ko dak bisa terlihat ya?